Selasa, 03 Januari 2017

Dear Mantan, Terimakasih Karenamu Aku Belajar 5 Hal Ini

Happy new year 2017!!!!
Semoga menjadi awal tahun luar biasa yang mewakili tahun-tahun luar biasa berikutnya yang beriringan dengan kebahagiaan. Aamiin

Liburan akhir dan awal tahun tanpa rutinitas super sok sibuk seperti dulu, tanpa ada jaga malam, tugas case report, journal reading, dkk, ditambah tanpa tujuan destinasi liburan, apalagi sekarang tanpa dana liburan... eeaaaaa curhat hahhahaha.
Karena bejubel alasan yang gak jelas tersebutlah, jadinya cuma bisa berselancar di dunia maya dan ketemu tulisan dari seseorang yang entah kenapa kok bisa mewakili yang mau saya tulis tapi karena gak pernah dapat ide dan kesempatan untuk menuangkannya dalam bahasa yang indah (ciiyeee ciiyeee alasan aja) jadi saya melampirkan tulisan seseorang yang belum saya kenal tersebutlah dalam blog ini dengan sumber bacaannya. Eiittss but wait, jangan pernah bertanya 'mantan' yg saya maksud dlm tulisan ini siapa dan yang mana ya :D :D :D

Monggo dibaca aja biar cepat hahahah:D :D
(sumber : http://daihatsu.co.id/kokgituya/article/cinta/dear-mantan-terimakasih-karenamu-aku-belajar-5-hal-ini)

Dear Mantan, Terimakasih Karenamu Aku Belajar 5 Hal Ini
Mungkin, iya mungkin Tuhan sedang menyiapkan pengganti semoga setidaknya ia sama baiknya dengan kamu yang dulu. 

Aku pernah salah menilai bahwa kamulah satu-satunya yang terbaik, bahwa kamulah satu-satunya yang paling mengerti sampai suatu saat kita berdua merasa tak lagi ada rasa. Lantas kita saling beradu, membela diri, menyalahkan satu sama lain dan menyadari bahwa kebersamaan itu tak lagi diingini. Bayang-bayang itu masih saja ada dimata, tapi bukan berarti aku masih cinta.

Tentu, mengingatmu membuatku selalu terluka sebab banyak kisah yang kita torehkan berdua. tapi, terus bersama hanya akan membuat salah satu diantara kita makin terluka, dan akhirnya dari itu semua aku belajar tentang kerelaan juga penerimaan, bahwa tidak ada pasangan yang paling sempurna yang ada adalah saling menyempurnakan.

Bagaimanapun kamu saat ini, bagaimanapun kamu yang dulu dan sesakit apapun aku dulu, rasa terimakasih tetap kuhantarkan karena berkat kamu aku menyadari lima hal ini.

Dulu salahku terlalu mendengarkan apa kata orang hingga mencibir kekuranganmu mati-matian, sekarang aku sadar bahwa tugas pasangan adalah saling melengkapi kekurangan.


www.pexels.com

Sering ketika aku dulu mengenalkanmu pada kawan dan kerabat, mereka menilai dan memaki kekuranganmu begitu dasyat hingga aku tak lagi mau menggenggam tanganmu dengan erat. Hingga pikiran jahat itu muncul, bahwa aku berhak mendapat sosok yang lebih baik dan melepasmu pergi. Namun ketika keberadaanmu mulai hilang aku baru sadar bahwa tak ada yang lebih bisa membuat sebuah hubungan begitu asik selain penerimaan.

Dulu aku tak pernah menjaga lisan, mengeluarkan makian tiap kali kamu menyulut emosi. Namun dengan mudahnya kamu memaafkan lalu kuulang lagi kata makian itu. Kini aku tahu bahwa hubungan tak akan berjalan tanpa kesabaran.


www.pexels.com

Maafkan aku yang dulu begitu tidak sopan, menginjak harga dirimu didepan kawan-kawan hanya karena kesalahan kecil yang tak sengaja kau perbuat. Kini aku baru menyadari begitu hebatnya egomu hingga dengan relanya dicibir oleh pribadi yang bahkan tak pernah merawatmu ketika sakit.

Kamu mengajarkanku soal kapan harus bertahan dan kapan saatnya melepas pergi seseorang. Mungkin  kamu adalah kesalahan, tapi dari kamu aku banyak belajar.


www.pexels.com
Sempat ada penyesalahan ketika kita memutuskan untuk tak lagi saling berjumpa. Ada rindu yang masih merongrong, meminta diri bertemu dengan kamu. Tapi itu tak mungkin lagi terjadi dan aku banyak belajar tentang itu bahwa semua haruslah berasal dari pikiran yang dingin bukan emosi yang menggebu. Otak selalu tahu kapan kita mestinya melepas pergi dan kapan harus mempertahankan mati-matian.

Dari kamu aku juga belajar bahwa ekspektasi tak selalu sejalan dengan realita, karena tidak ada manusia sempurna yang bisa memberikan semua yang kita ingini.


www.pexels.com
Pernah dulu aku menuntutmu ini itu, menjadi ini dan itu, memberikan ini dan itu bak kantong ajaib Doraemon. Kamu tak pernah berusaha menolak, sebaliknya berusaha memberikan semua inginku meski itu tak pernah kuhargai. Kini selepas kamu pergi aku belajar untuk lebih menghargai pengorbanan seseorang biarpun semudah membelikan botol minum.

Dari kamu aku belajar soal memaafkan, bahwa hati yang dingin dan kerelaan adalah cara menjaga hubungan tetap utuh. Kemarahan dan kekecewaan hanya membuat hati saling memaki .


www.pexels.com
Dulu kamu tak pernah marah ketika teman dekatku menyita waktu kita, kamu membiarkanku menikmati waktu. Tapi sebaliknya aku tak pernah rela kamu menghabiskan waktu bermainmu, dengan egoisnya meminta kamu memilih aku atau teman-temanmu dan kamu memilih aku yang tak lama kemudian mengajak berpisah.

Namun pada akhirnya aku menyesali semua itu karena sulit lagi kutemukan seseorang yang lain sepertimu. Mungkin, iya mungkin Tuhan sedang menyiapkan pengganti semoga setidaknya ia sama baiknya dengan kamu yang dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar