Hello guys..
Well, I will share to all how I
do myself to keep healthy after got broken heart.. (lol)
Kenapa saya menulis ini, ya
karena itu,, ya ituuu... itu looohhh (susah ngakunya) saya lagi merasa sedikit
mengganjal di hati, jadi kayak ada yang bolong di hati. Hmm.. nyesek gimana
gituu :(
Awalnya (nah mulai curhat cyinn)
saya mengalami sakit hati yang mendalam. Meskipun gak sampai membuat saya depresi
dan down se-down downnya tapi tetap aja saya mewek-mewek saat lagi mengalami
ini.
Setiap orang dalam hidup ini
pasti pernah mengalami sakit hati akibat perbuatan orang yang kita anggap
menyakiti perasaan. Bisa terjadi dalam hubungan pertemanan, pekerjaan, ataupun
percintaan. Kali ini kasus sakit hati diriku karena percintaan (hahaha berasa
kayak AbeGe kite tante :D)
As always, paling-paling kalo
sakit hati karena percintaan itu gak jauh-jauh dari hal bertepuk sebelah
tangan, sakit hati karena ditinggal kekasih, atau karena dikhianati,
diselingkuhin, dibohongin atau apa ajalah yang buat hati ini terasa
tercabik-cabik. Buat kasusku biarlah menjadi rahasia diriku alasan mengapa saya
merasa sungguh amat sangat sakit hati (sok rahasia-rahasian :p)
Bukan itu intinya, but the point
that how to move forward after we got down cause the bad moment. Ada orang yang
dengan mudahnya bisa move on dari kejadian menyakitkan, tetapi ada juga
orang-orang yang merasa sulit melupakan peristiwa yang menyakitkan tersebut. Sebenarnya
bukan sulit move on loh yah, tetapi secara bawah sadar kita sendiri loh yang memutuskan
untuk gak mau move on.
Kenapa bisa begitu?? Why and why?
Karena kita tidak ikhlas. Karena ada
rasa tidak terima, rasa tidak puas jika kita tidak bisa membalas, ingin si dia
juga merasakan hal yang sama atau bahkan lebih sakit lagi, tapi bisa juga
karena sebenarnya kita tidak mau melepas pergi si dia karena masih tersisa rasa
cinta di dasar hati dan berharap si dia sadar dan kemudian kembali ke pelukan sang
pencipta, eh salah ding maksudnya ke pelukan sang pencinta.
Alasan tersebut malah membuat
kita banyak menghabiskan waktu memikirkan rasa sakit kita. Sibuk membuang waktu
stalking sana sini, sibuk dengerin lagu selow yang kebetulan kesukaan dia,
pokoknya sibuk membuat hati ini makin terasa sakit (niat banget nih sakit hati
ckckckkck). Saya malah jadi sibuk nungguin si dia menghubungiku, kemudian
meminta maaf, dan kita kembali seperti dulu (mimpi apalagi ini hahaha). Rugi maannn..
Rugiiiii... Kerugiannya jauh lebih banyak, karena selain tidak bisa membuka
diri untuk hubungan yang baru, rasa sakit hati yang kita pelihara dan dipendam
pun bisa menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan dan jadi penyakit ganas like a
cancer. Ngeriii kan...
Bukan hal yang aneh jika ada
orang yang yang memendam rasa sakit hati dan kecewa selama bertahun-tahun malah
akhirnya tubuhnya jadi lemah dan jatuh sakit.. (jadi inget nasehat guru pas
jaman SMP dulu, segala sesuatu yang diawali dengan kata “jatuh” tidak akan jauh
dari kata “sakit”. Pun sama saat kata jatuh menjadi “jatuh hati” pasti gak akan
jauh-jauh dengan kata “sakit hati”)
Jadi karena sakit hati yang
dipelihara itu yang buat fisik kita jadi sakit. Thats true, itu sangatlah
mungkin karena hampir 90% penyakit pada
fisik berasal dari faktor psikis. Bahkan pola makan ataupun pola hidup yang
mula-mula berubah dijadikan alasan dari munculnya sebuah penyakit padahal bisa
jadi itu berawal dari pengalihan stress kita dari sakit hati itu.
So, what can we do to solve our
ill will??
Saya akan membagikan pengalaman
bagaimana saya menghilangkan rasa sakit hati yang mendalam (dalamnya kayak
sumur tetangga :p :D)
Pertama, IKHLAS. Ikhlaskan perlakuan orang terhadap kita. Sulit memang
karena ikhlas tidak akan membuat orang itu merasakan sakit hati kita saat itu
juga. Melampiaskan emosi, amarah dan kesedihan kita secara brutal tidak akan
membuat orang tersebut secara otomatis merasakan semua yang kita rasakan. Namun,
mengungkapkan perasaan akan jauh lebih melegakan dibanding jika dipendam
sendiri. Jika kita ragu membicarakan hal tersebut kepada teman, kerabat,
ataupun kepada keluarga, curahkankan keluh kesahmu ke Sang Maha Mendengarkan
dan Maha Melihat. Percayalah, bukan kita yang berhak membalasnya, ada Sang
Pembalas, yakinkan saja bahwa Allah SWT akan membalas dengan hal setimpal. Si dia
pasti akan merasakan juga sakit hati dari orang yang berbeda, waktu dan tempat
yang juga berbeda.
Kedua, kita harus sadar bahwa kita yang memegang kendali atas diri kita.
Bukan orang lain yang mengendalikan hidup kita, bukan perbuatan mereka yang
membuat kita menjadi sakit terus menerus, karena tidak ada seorang pun yang
bisa menyakiti perasaan kita selama kita tidak mengijinkan, kecuali kita
sendiri yang memutuskan untuk menjadi korban yang tersakiti.
Ketiga, sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat. Mungkin butuh
waktu untuk bisa menerima kenyataan, meskipun begitu tetaplah niatkan membuka
diri untuk hal-hal baru, kegiatan dan kesibukan yang baru, orang-orang baru
yang lebih baik yang akan hadir dalam hidup kita. Yakinlah bahwa kita layak
mendapat orang yang lebih baik, karena kita pantas untuk itu.
Finally, take our chance. Tarik napas
panjang, kemudian buang perlahan. Rasakan segala rasa sakit dalam hati kita dan
peluk erat-erat. Jadikan sebagai alasan dan motivasi kita untuk membenah diri menjadi
pribadi yang lebih baik. Set our mind to be a success person from the bad
occurance.
Jayapura, 06 Februari 2016
_keroppitto_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar