Jumat, 05 Februari 2016

Tips Sehat Pasca Sakit Hati



Hello guys..

Well, I will share to all how I do myself to keep healthy after got broken heart.. (lol)

Kenapa saya menulis ini, ya karena itu,, ya ituuu... itu looohhh (susah ngakunya) saya lagi merasa sedikit mengganjal di hati, jadi kayak ada yang bolong di hati. Hmm.. nyesek gimana gituu :(

Awalnya (nah mulai curhat cyinn) saya mengalami sakit hati yang mendalam. Meskipun gak sampai membuat saya depresi dan down se-down downnya tapi tetap aja saya mewek-mewek saat lagi mengalami ini.

Setiap orang dalam hidup ini pasti pernah mengalami sakit hati akibat perbuatan orang yang kita anggap menyakiti perasaan. Bisa terjadi dalam hubungan pertemanan, pekerjaan, ataupun percintaan. Kali ini kasus sakit hati diriku karena percintaan (hahaha berasa kayak AbeGe kite tante :D)

As always, paling-paling kalo sakit hati karena percintaan itu gak jauh-jauh dari hal bertepuk sebelah tangan, sakit hati karena ditinggal kekasih, atau karena dikhianati, diselingkuhin, dibohongin atau apa ajalah yang buat hati ini terasa tercabik-cabik. Buat kasusku biarlah menjadi rahasia diriku alasan mengapa saya merasa sungguh amat sangat sakit hati (sok rahasia-rahasian :p)

Bukan itu intinya, but the point that how to move forward after we got down cause the bad moment. Ada orang yang dengan mudahnya bisa move on dari kejadian menyakitkan, tetapi ada juga orang-orang yang merasa sulit melupakan peristiwa yang menyakitkan tersebut. Sebenarnya bukan sulit move on loh yah, tetapi secara bawah sadar kita sendiri loh yang memutuskan untuk gak mau move on.

Kenapa bisa begitu?? Why and why?

Karena kita tidak ikhlas. Karena ada rasa tidak terima, rasa tidak puas jika kita tidak bisa membalas, ingin si dia juga merasakan hal yang sama atau bahkan lebih sakit lagi, tapi bisa juga karena sebenarnya kita tidak mau melepas pergi si dia karena masih tersisa rasa cinta di dasar hati dan berharap si dia sadar dan kemudian kembali ke pelukan sang pencipta, eh salah ding maksudnya ke pelukan sang pencinta.

Alasan tersebut malah membuat kita banyak menghabiskan waktu memikirkan rasa sakit kita. Sibuk membuang waktu stalking sana sini, sibuk dengerin lagu selow yang kebetulan kesukaan dia, pokoknya sibuk membuat hati ini makin terasa sakit (niat banget nih sakit hati ckckckkck). Saya malah jadi sibuk nungguin si dia menghubungiku, kemudian meminta maaf, dan kita kembali seperti dulu (mimpi apalagi ini hahaha). Rugi maannn.. Rugiiiii... Kerugiannya jauh lebih banyak, karena selain tidak bisa membuka diri untuk hubungan yang baru, rasa sakit hati yang kita pelihara dan dipendam pun bisa menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan dan jadi penyakit ganas like a cancer. Ngeriii kan...

Bukan hal yang aneh jika ada orang yang yang memendam rasa sakit hati dan kecewa selama bertahun-tahun malah akhirnya tubuhnya jadi lemah dan jatuh sakit.. (jadi inget nasehat guru pas jaman SMP dulu, segala sesuatu yang diawali dengan kata “jatuh” tidak akan jauh dari kata “sakit”. Pun sama saat kata jatuh menjadi “jatuh hati” pasti gak akan jauh-jauh dengan kata “sakit hati”)

Jadi karena sakit hati yang dipelihara itu yang buat fisik kita jadi sakit. Thats true, itu sangatlah mungkin karena hampir 90% penyakit pada fisik berasal dari faktor psikis. Bahkan pola makan ataupun pola hidup yang mula-mula berubah dijadikan alasan dari munculnya sebuah penyakit padahal bisa jadi itu berawal dari pengalihan stress kita dari sakit hati itu.

So, what can we do to solve our ill will??

Saya akan membagikan pengalaman bagaimana saya menghilangkan rasa sakit hati yang mendalam (dalamnya kayak sumur tetangga :p :D)

Pertama, IKHLAS. Ikhlaskan perlakuan orang terhadap kita. Sulit memang karena ikhlas tidak akan membuat orang itu merasakan sakit hati kita saat itu juga. Melampiaskan emosi, amarah dan kesedihan kita secara brutal tidak akan membuat orang tersebut secara otomatis merasakan semua yang kita rasakan. Namun, mengungkapkan perasaan akan jauh lebih melegakan dibanding jika dipendam sendiri. Jika kita ragu membicarakan hal tersebut kepada teman, kerabat, ataupun kepada keluarga, curahkankan keluh kesahmu ke Sang Maha Mendengarkan dan Maha Melihat. Percayalah, bukan kita yang berhak membalasnya, ada Sang Pembalas, yakinkan saja bahwa Allah SWT akan membalas dengan hal setimpal. Si dia pasti akan merasakan juga sakit hati dari orang yang berbeda, waktu dan tempat yang juga berbeda. 

Kedua, kita harus sadar bahwa kita yang memegang kendali atas diri kita. Bukan orang lain yang mengendalikan hidup kita, bukan perbuatan mereka yang membuat kita menjadi sakit terus menerus, karena tidak ada seorang pun yang bisa menyakiti perasaan kita selama kita tidak mengijinkan, kecuali kita sendiri yang memutuskan untuk menjadi korban yang tersakiti.

Ketiga, sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat. Mungkin butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan, meskipun begitu tetaplah niatkan membuka diri untuk hal-hal baru, kegiatan dan kesibukan yang baru, orang-orang baru yang lebih baik yang akan hadir dalam hidup kita. Yakinlah bahwa kita layak mendapat orang yang lebih baik, karena kita pantas untuk itu.

Finally, take our chance. Tarik napas panjang, kemudian buang perlahan. Rasakan segala rasa sakit dalam hati kita dan peluk erat-erat. Jadikan sebagai alasan dan motivasi kita untuk membenah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Set our mind to be a success person from the bad occurance.

Jayapura, 06 Februari 2016
_keroppitto_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar