Kamis, 04 Agustus 2016

Takut (salah) Pilih Pasangan?!

Pilih-memilih pasangan erat kaitannya dengan kriteria ini-itu yang tiap orang bisa beda.
Lelaki biasanya lebih dominan untuk memilih, sedangkan wanita tinggal menunggu siapa yang memilihnya. Karena masalah ini jadinya wanita terkesan cenderung lebih pasif, tapi meskipun seperti itu bukan berarti wanita tidak bisa memilih dan menyeleksi pemilih yang datang.

Setiap pemilih yang datang, selalu dengan plus minus-nya yang udah sepaket. Kadang si pemilih yang datang udah seiman, ganteng, mapan, eh tapi kurang peka orangnya. Atau si pemilih itu orangnya udah peka, mapan, dewasa, mau nge-laku-in apa aja, pokoknya “everything for you” buat si wanita, udah pas juga di hati, tapi statusnya duda. Bisa juga nih pemilih yang datang itu baik hati, meskipun dari segi fisik pas-pasan tapi pengertiiiaann banget orangnya, gak perlu dikode udah peka duluan dianya, tapi sayangnya malah beda keyakinan. Pokoknya macam-macamlah tipe lelaki yang menjatuhkan pilihannya ke sang wanita. Grrrr :D

Saat pemilih yang datang lebih dari satu orang dalam satu waktu, jadilah posisi wanita bergeser dari objek pilihan menjadi subjek pemilih, wanitalah sang penentu pemilih mana yang dipilih menjadi pilihan yang akhirnya jadilah pasangan :D

Soal menjatuhkan pilihan ke lelaki yang mana merupakan hal yang butuh pertimbangan.
Sedikit curhat yaa.. Dulu nih saya pernah mikir, kalau milih lelaki itu cari yang wajahnya di bawah standar aja lah, biar dia merasa beruntung bisa dapat pasangan se-cantik saya (jika dibandingkan dengan penghuni panti jompo hahaha). Kalau lelaki berwajah tampan jika sudah dapat wanita yang cantik pasti bakalan mencari wanita yang jauh lebih cantik lagi, sedangkan lelaki yang berwajah standar kalau sudah dapat wanita yang cantik udah syukur, syukur ada wanita yang mau. Tapi ternyata saya salah, faktanya adalah pada kenyataannya lelaki yang berwajah standar ini malah setelah mendapatkan wanita yang cantik, malah akan lebih sibuk mencari wanita yang lebih cantik lagi untuk mencari pembuktian diri kalau dia gak jelek, makanya banyak wanita cantik yang mau dengannya. ckckck
 
Bingung menjatuhkan pilihan ke lelaki yang kurang ganteng. Sama halnya saat menjatuhkan pilihan ke lelaki yang kurang lainnya, kurang mapan, kurang modis, atau dengan kekurangan lainnya. Terkadang wanita melihat kekurangan lelaki dan menerimanya dengan alasan pemakluman bahwa lelaki yang kurang tersebut bakalan lebih bersyukur. Tapi apa daya ternyata malah setelah kekurangan tersebut berubah, yang dulu kurang mapan dengan dukungan dan doa pasangannya rezekinya lebih lapang, yang dulu kurang modis setelah dipermak sang wanita jadi tampil stylish, keadaan yang dulu kurang berubah jadi keren malah si lelaki ini jadi lupa diri. Meskipun hal ini tidak berlaku untuk semua lelaki di luar sana, namun tidak sedikit jumlahnya juga. Dan tidak jarang juga ada wanita seperti sikap lelaki ini.

Terus gimana dong biar gak salah memilih?
Tak perlu muluk-muluk dengan kriteria ini itu ajalah, yang penting seiman, pemahaman dan aplikasi ilmu agamanya baik, akhlak dan aqidahnya bagus, mampu menjadi imam yang bertanggung jawab dunia dan akhirat, udah luar biasa banget itu. Cari yang investasi akhiratnya lebih deh, biar dunianya menyesuaikan saja. Cie cie..

Rabu, 03 Agustus 2016

Saat patah hati tidak lagi butuh DOA dan AIR MATA, melainkan PAKET DATA!


sumber gambar: ummi-online.com

Lagi dan lagi membahas patah hati..
Patah hati (lagi)!
(lagi) patah hati!:D

Loh Fit, ada apa lagi nih? Eits, bukan saya ya yang (lagi) sedang patah hati. Udah kebal mah kite tantee disakitin (hahaha!)

Nih, pas buka sosial media (facebook), saya scrolling status sampai mentok (alias kepoin warga sosmed :p). Muncul status panjang nan lebar, tidak terlalu menarik namun si empunya akun sosmed tersebut berkali-kali mem-post postingan dengan tema yang sama dalam interval waktu kurang dari 10 menit. Busyet! Itu nge-post atau nge-bom sosmed? Hahaha. Temanya pun cukup umum, curhat akibat putus cinta!

Karena jiwa kepo saya tergugah, saya bukalah profil si empunya akun yang sedang membombardir timeline sosmed dengan rantaian kalimat mulai sumpah serapah hingga doa yang entah gunanya apa di-publish ke media sosial (memancing eike buat kepo aja hihihi)

Poin yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa ketika kita mengalami cobaan yang sungguh membuat diri kita terpuruk, didzalimi orang lain, merasa beban hidup sangat berat, tidak ada tempat untuk mengadu selain kepada Allah SWT!

Jika sangat berat, berdoalah kepada Allah. Jika begitu menyakitkan hati, menangislah kepada Allah. Curahkan segala yang kita rasakan. Menangislah sejadi-jadinya di dalam doamu. Bukan malah sibuk menulis setiap keluh kesah kita di akun sosmed facebook, twitter, path, BBM, WA, LINE, dkk. Saking banyaknya varian keluh kesah dalam bentuk doa, kadang saya bingung, ini benar-benar berdoa atau hanya sekedar ingin membuat orang lain agar mengetahui masalah mereka?
Bukan tidak boleh dan melarang berdoa lewat sosmed kalian, tapi alangkah baiknya jika doa-doa terbaik kita cukuplah kita dan Allah yang tahu. 

“Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah,” (QS. Yusuf : 86)

Kamis, 11 Februari 2016

Entrepreneur Wanna Be



sumber gambar : workshared.wordpress.com
Hidup tidak sekedar hidup..

Banyak hal yang yang bisa menghidupkan hidup.. (ini ngomong apa sih?) hahahha

Barusan saya bertemu dengan seseorang, bukan siapa-siapa, tadi sebenarnya gak niat untuk bertemu malahan. Udah nolak secara halus berkali-kali, saking seringnya nolak untuk bertemu untuk sekedar sharing lama-lama gak enak juga, akhirnya saya memaksakan diri untuk datang ke acara tersebut. Awalnya terpaksa, tapi ternyata saya malah dapat ilmu baru juga dari pertemuan tersebut :p

Beliau adalah seorang pengusaha. Pengusaha di banyak bidang, bisnisnya ada dimana-mana. Salah satu perusahaannya bergerak di bidang pengadaan alat-alat kesehatan di sebuah rumah sakit di Jayapura. Tapi dengar-dengar beliau juga sedang membangun sebuah hotel yang rencananya memiliki 240 kamar (wow!).

Mungkin karena beliau ini melihat saya ini orangnya agak santai dan cenderung gak punya mimpi yang besar di masa depan (tepatnya sih terlihat malas mengambil peluang hahhaha), di sela acara makan-makan (bersama asisten beliau dan rekan bisnisnya, wanita muda yang juga seorang entrepreneur), berceritalah beliau mengenai “dulu”nya beliau juga tidak pernah berpikir akan sesukses sekarang. Saya mah masih ogah-ogahan mendengarkan ceritanya :D. Saya berpikir gak usah fokus pada ceritanya, makan aja cepet-cepet makanan di atas meja, biar cepat pulang hahaha :D Ehh, tau-taunya malah asik mendengarkan orang sukses bercerita pengalaman sampai-sampai es krim kite meleleh tante. hihihi

Oke, saya menjadi pendengar bapak pengusaha, asisten beliau, dan si mbak entrepreneur muda. Sesekali saya berkomentar, sok ngerti bisnis cyinn :D :p

Katanya nih, dalam berbisnis dengan realsi bisnis itu kita harus “win-win solution”, kedua belah pihak harus merasakan keuntungan dalam berbisnis. Kalau pun tidak bisa seperti itu, minimal harus “win-problem solved solution”, artinya salah satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak yang satunya terpecahkan masalahnya tanpa dirugikan. Jika tidak terjadi hubungan kerja demikian, maka bisa dipastikan bisnis dengan relasi tidak akan bertahan lama. 

Trus, gimana supaya bisa “win-win solution” atau “win-problem solved solution”? Pertama, kenali rekan bisnis kita. Kedua, mulailah masuk menawarkan diri membantu proyek/bisnisnya. Ketiga, buat mereka merasa aman, nyaman, dan untung berbisnis dengan kita. Jika ketiganya bisa kita lakukan dengan baik, maka bisa dipastikan si rekan bisnis kita tidak akan melirik berbisnis/terikat kontrak dengan perusahaan lain dan akan memperpanjang kontrak serta mencari kita saat ada proyek yang akan direalisasikan. Toh, kita sudah membuat mereka merasa untung berbisnis dengan kita, jadi mereka berpikir ngapain lagi nyari perusahaan lain, padahal mereka pun secara sadar tau kalau kita mendapatkan untung yang “lumayan” dengan bisnis ini. Bener juga, ya! :)

Strategi bisnis yang baik itu akan seiring berjalan dengan pengalaman kita bertemu dan mengenal berbagai karakter orang sekitar kita. Setiap orang punya ciri khas, cukup perlakukan orang calon rekan bisnis tersebut sesuai dengan kebutuhan karakter mereka. Contohnya, mereka menyukai berburu di hutan mungkin, ajaklah mereka untuk pergi ke tempat-tempat yang bagus untuk berburu. Tidak perlu pembicaraan langsung ke titik bisnis. Sambil duduk nyantai, nunggu hewan buruan melintas, mulailah membahas penawaran untuk berbisnis dengan kita. Jika dapat membuat mereka nyaman dan aman, kita sudah 50% berhasil. Sisanya, jaga kepercayaan mereka ke kita, maka nilainya sudah 100%. Thats heard a simple work, but it will be never realized without hardest work.  

Muncul pertanyaan saya, mengingat bakal profesi saya nantinya sebagai tenaga medis, saya gak cocok dong menjadi seorang businesswoman

Jawaban beliau “siapa yang bilang seorang dokter tidak bisa berbisnis?”

Meskipun profesi terikat sebagai seorang tenaga medis, yang jalurnya cukup membosankan rumah-rumah sakit-rumah-tempat praktik. Tidak berarti mengikat kebebasan kita untuk menjadi seorang pengusaha. Salah satu contoh kecilnya, kan bisa aja, mulai dengan mendapatkan modal usaha atau join-an dengan kerabat membangun sebuah rumah, kemudian dikontrakkan, atau membuat rumah kos di sekitaran kampus. Selalu ada jalan di tiap-tiap relung kemauan. Thats right :)
Percakapan yang cukup singkat, namun banyak membuka pikiran. Terima kasih bapak pengusaha yang baik hati atas sharing-nya :)
Pada akhirnya saya sadar, kesuksesan tidak membatasi profesi seseorang. Terkadang orang tersebutlah yang membatasi dirinya untuk sukses. Setiap pekerjaan/profesi dapat dikelompokkan dalam 4 kuadran yaitu employee, self employee, business owner, dan investor (saya akan membahas mengenai cashflow quadrant di thread yang lain). Basicly, kita bisa saja secara profesi adalah seorang employee, self employee, business owner, atau investor, tapi mengukur sukses tidaknya seseorang itu harus secara MENTAL, bukan dari profesinya. Apapun profesi anda, tingkatkan mental anda! *NgelirikDiriSendiri*